Kekayaan Rempah di Tanah Air Bentuk Kearifan Lokal


Rempah punya peran penting terhadap kehidupan masyarakat lokal, bahkan menjadi komoditas bangsa Eropa. Pengaruh tersebut membentuk kearifan lokal yang bisa diwariskan secara turun-temurun. Di antaranya melalui beragam kuliner, obat, hingga, upacara adat. Peneliti Balai Tanaman Rempah dan Obat Pasril Wahid mengungkapkan bahwa rempah Indonesia sangat beragam. 
Kekayaan-Rempah-di-Tanah-Air-Bentuk-Kearifan-Lokal
Gambar 1. Rempah Rempah Indonesia Yang Mendunia
Rempah Indonesia bahkan menjadi komoditas unggulan yang banyak dicari orang Eropa karena memiliki berbagai fungsi. ”Contohnya cengkeh yang karena baunya dimanfaatkan sebagai pemberi aroma harum pada mulut dan digunakan sebagai atraktan yang dilakukan dalam bidang pertanian untuk menghasilkan produk organik,” ungkap Pasril dalam International Forum on Spice Route (IFSR) di Museum Nasional, Jakarta, kemarin.

Pasril menceritakan bahwa beberapa orang Eropa mulai mencari rempah langsung ke sumbernya. Dalam perjalanannya, ada beberapa kegagalan yang terjadi seperti Columbus yang justru menjadi ke India, dan Ferdinand Magellans yang ke Tanjung Harapan, lalu Australia. “Tetapi dari sinilah, muncul keinginan untuk kian lanjut dalam mencari sumber rempah sehingga pada akhirnya terobatilah rasa lelah begitu menemukan Pulau Banda,” ucapnya.

ilatarbelakangi keserakahan bangsa Eropa, kata Pasril, bibit-bibit rempah di Banda mulai dicoba untuk diselundupkan hingga ke luar negeri. “Hasilnya, kini cengkeh dan pala yang menjadi endemik Maluku ditanam juga di tempat lain seperti Grenada yang mulai memasuki pasar internasional pada 1843,” ungkapnya. Arkeolog sekaligus dosen Arkeologi dari Universitas Indonesia, Junus Satrio Atmodjo mengungkapkan, rempah yang memiliki aroma wewangian khas menjadi penting dalam upacara adat. 
Kekayaan-Rempah-di-Tanah-Air-Bentuk-Kearifan-Lokal
Gambar 2. Ada banayak rempah2 di indonesia

“Wewangian memiliki peran amat penting. Ada potongan relief candi di mana tampak wanita yang sedang memuliakan Buddha Gautama dengan membakar wewangian saat melakukan pengajaran. Wewangian surgawi dibagi berdasarkan aroma dan warna. Wewangian ini penting dalam pemujaan arwah, menghubungkan orang hidup dengan arwah orang mati,” ungkapnya.

Rempah yang memiliki aroma wewangian merupakan simbolisasi terhadap harapan yang dititipkan agar dapat dipastikan. “Ini pentingnya rempah sebagai penyambung jiwa dan ruang, ada juga kotak peripih. Di dalam kotak berharga ini ditempatkan sembilan jenis permata, sembilan biji-bijian, dan lima jenis logam, juga bertujuan untuk menghubungkan arwah hidup dengan yang mati,” ucapnya.

Di bagian atap candi Hindu, kata Junus, terdapat ruangan tempat dewa “menunggu” sementara sebelum turun dan menyatu ke badan arca di ruang utama di bawahnya. “Air yang digunakan untuk membasuh arca akan turun melalui pipa dan membasahi kotak peripih sehingga terjadi penyatuan antara dewa yang dipuja dengan arwah nenek moyang yang dilambangkan menggunakan peripih. Barang ini selalu ditemukan di bawah tanah di candi Hindu, bawah sumuran,” ungkapnya.

Mohammad Fathi Royyani, peneliti dari Pusat Penelitian Biologi-LIPI, menceritakan bahwa Islam masuk ke Nusantara melalui orang asing, mulai dari bangsa India, China, hingga Arab. “Sejatinya, Islam bukan dimasukkan ke Nusantara, tetapi diambil oleh orang Nusantara. Hal ini memiliki pengertian bahwa orang Nusantara yang pergi ke wilayah tersebut menyerap dan mengambil nilai-nilai agama Islam walau pada perkembangan berikutnya banyak juru dakwah yang datang ke Nusantara,” katanya.
Kekayaan-Rempah-di-Tanah-Air-Bentuk-Kearifan-Lokal
Gambar 3. Indonesia Kaya akan Rempah2nya

Fathi mengatakan, ihwal yang diserap pada waktu itu meliputi pembentukan karakter islami serta mengajarkan tradisi dan pengetahuan mengenai wewangian. Di sinilah peran rempah menjadi amat penting seperti kemenyan. “Pada saat berakulturasi, maka harus dicari kesamaan tradisinya. Kemenyan adalah media paling memungkinkan karena dalam setiap agama selalu digunakan sebagai pelengkap,” tegasnya.

Dia juga kembali mengajak masyarakat untuk membuka memori bersama terhadap penggunaan kemenyan di masa lalu. Ada common sense (membakar kemenyan) yang dimulai pada masa Kain-Habel. Tuhan menerima kurban Habel karena rasa ikhlas, serta mempersembahkan yang terbaik, yaitu daging kambing yang dibakar bersama wewangian, kemenyan.

“Tradisi ini juga berlanjut hingga sekarang menjadi bagian dari peribadatan dan pengharum tempat ibadah agar lebih fokus dalam beribadah,” katanya. Rempah juga memengaruhi keberagaman kuliner di Indonesia. Seto Nurseto, pria lulusan Antropologi Universitas Padjajaran ini, menceritakan pengalamannya saat menyusuri berbagai kuliner Nusantara (Indonesia dalam konteks sejarah) bersama dengan pakar kuliner Nusantara, Bondan Winarno. Salah satunya ketika ia menikmati tumpang.

Related Posts:

0 Response to "Kekayaan Rempah di Tanah Air Bentuk Kearifan Lokal"

Posting Komentar

Terima kasih sudah Berkunjung ke blog kami, silahkan berkomentar dengan bijak , Komentar spam dan/atau berisi link aktif, tidak akan ditampilkan, Thx

Terpopuler

5 Makanan Indonesia Yang Wajib Dicoba

1. Gado-gado Gambar 1. Gado Gado Makanan khas Jawa ini yang biasa disebut sebagai "saladnya" Indonesia ini cukup terkena...